Tuesday, November 23, 2010

(Takdir) Aku dan Hujan

Aku terduduk di bangku taman yang basah dibawah hujan. Gaun putihku kotor diujungnya karena menyapu jalan. Tak kupedulikan sekitar, orang-orang yang menepi untuk melindungi diri terlihat berbisik-bisik. Bicaralah! Aku tak peduli. Tom pun sudah hilang. Ia mengecewakanku tepat sebelum kami, aku dan dia memasuki altar. Ia berbohong akan menemaniku sampai nanti kulit kami keriput dimakan usia. Bahkan dia belum melihatku memakai gaun putih special ini. Kulitku yang halus terbungkus dengan apik dengan riasan cantik. Tom tidak pernah datang dan tidak mengijinkanku untuk melemparkan bunga kebahagian untuk teman-temanku yang sudah bersemangat menantinya. Alison hanya memelukku dengan tubuh ngilu. Tidak Al! ini pasti salah, untuk apa kamu memelukku? Tom tidak mati, ia baru saja meneleponku. Aku melepaskan pelukan Alison. Lututku lemas. D... Mom.... kenapa mereka menangis? Ini bohong besar, mereka tertipu! Segera ku ambil kunci mobil, Alison mengejarku. Sial! Kunci ini tidak mau berkompromi, dengan susah payah aku mencoba memasukan dengan benar. Alison mengambil alih kunci dari genggamanku. Dengan cepat aku menginjak gas menuju Rumah Sakit. Hening menyelimuti aku dan Alison, tak ada sepatah katapun yang meluncur dari mulut kami berdua.

Aku keluar dari Emergency Rooms dengan linangan air mata. Alison memelukku. Aku menepisnya dengan cepat. "Biarkan aku sendiri". Menembus hujan yang turun derasnya menghancurkan riasanku seketika. Rambut ikalku yang sudah tergelung rapi lepas dan menjadi lepek. Riasan mataku hancur akibat eyeliner yang pudar. Alison dengan setia menemaniku dari dalam mobil.

Aku terduduk di bangku taman yang basah dibawah hujan. Gaun putihku kotor diujungnya karena menyapu jalan. Aku hanya sedang berpikir. Dejavu. Inilah isi mimpiku setiap aku berulang tahun. Semesta yang memelukku dengan hawa dingin membuat jariku keriput, hujan belum berhenti, angin mengecup pipiku yang membuat rahangku semakin mengatup. Kulihat jam tangan yang melingkar ditangan kiriku, Tom yang memberikannya setelah ia bertugas dari Kanada. Sepuluh menit sebelum jarum jam menunjuk pukul lima tepat. Aku menoleh menyapu jalanan, Alison masih menungguku di dalam mobil, ia melambaikan tangannya mengajakku masuk ke dalam mobil. Aku terdiam menunggu sesuatu. Lima menit sebelum menuju jam lima tepat. Hujan sudah berhenti, membayar lunas tangisanku yang seharusnya masih mengalir. Semburat senja yang menggoda dihiasi pelangi centil yang memamerkan warna warninya terlihat cantik dibalik pohon Maple. Suara daun yang bergemerisik membuatku terperangah. Sosoknya yang tampan dibalut Tuxedo mendekatiku. Tanpa bersuara ia duduk disebelahku. Bicaralah melalui batinmu Lea. Alison masih memperhatikanmu, kau bisa dianggapnya gila, ia tak bisa melihat sosokku. Kamulah wanita pilihanku dimasa depan. Tom mati bukan karena salahmu. Ini takdir dari masa depan yang mengharuskannya mati dengan cara demikian. Kau tak bisa lari. Kamu adalah wanita terpilih Lea.

Aku masih mematung sesampainya di rumah. Pikiran yang bergelut dan kejadian aneh yang belum masuk akal pikiran masih merundungku. Mom menyambutku dengan syal hangat dan secangkir coklat panas buatannya. Langit kembali menurunkan jutaan liter air hujan. Mom menuntunku ke kamar, menjagaku sampai tertidur. "Tidurlah Mom bila aku sudah tertidur, jangan menjagaku". Ya. Aku hanya ingin tertidur. Kembali ke dalam mimpi yang sama setiap aku berulang tahun. James sudah menungguku di pintu itu. Aku memejamkan mata dalam mimpiku, membayangkan wajah Mom dan D. Aku tahu kemanapun aku berlari sosoknya akan muncul dihadapanku kapan saja. Batinku menangis mengingat kejadian demi kejadian dan orang-orang dalam kehidupan normalku. Maafkan aku. James menggamit telapak tanganku lembut. Jangan bersedih Lea, kamu akan mengerti setelah hidup di dunia barumu. Kehidupan Dewa memang ada, itu bukan hanya sebuah dongeng anak kecil. Aku melangkah melewati langit pekat yang mengguyurkan hujan tanpa menoleh kembali.

5 comments:

  1. bunuh diri moy? Atau? -adel

    ReplyDelete
  2. hhhmmmm cukup sedih yaaa,,,, so what next??

    ReplyDelete
  3. @ Adel: bukan bunuh diri, hmmm maybe bisa dikata gitu juga, masuk ke alam gaib kayak di gunung2 gitu...

    @ Anonymous: baca terus blog ini aja ya :)

    ReplyDelete
  4. like this...(>_<.)b

    ReplyDelete