Saturday, December 04, 2010

PETARUNG MIMPI

Mimpi Vanya malam ini....

Vanya meletakkan telunjuk kanannya di bibir, segera ia menggandeng tangan Naia dan mengajak si kembar Fadli dan Fadlan ke garasi rumahnya. Dengan jalan mengendap-endap layaknya dalam film Detektif mereka membuat barisan sambil melihat keadaan sekeliling. "Aman" Fadli berbisik sambil membawa kaca pembesar ala detektif cilik Conan.

"Aku bisa terbang" pekik Vanya.

Naia dan si kembar saling berpandangan, tak kurang dari satu menit mereka sudah berdebat seru layaknya anak umur 6 tahun yang tak mau kalah mengenai kehebatan mereka. Vanya tersenyum girang melihat tingkah teman-temannya, lalu ia memejamkan mata. Perlahan tubuh kecilnya melayang tak berpijak pada telapak bumi. Vanya sedikit berteriak untuk menghentikkan perdebatan teman-temannya, "Lihat aku!!!" Seketika baju mainnya berubah menjadi gaun putih yang menjuntai ke lantai, lalu muncul sayap kecil yang menempel pada punggungnya, berkilau. Vanya tertawa riang, ia menari-nari mengelilingi garasi. Naia dan kembar Fadli dan Fadlan membelalakan matanya, mulut mereka membentuk gua kecil. Terpukau.

Mimpi Naia Malam ini....

Naia tersenyum congkak melihat Vanya menatap iri pada gaun dan sepatu cantik barunya. Pikirnya pasti ia barbie tercantik di pesta nanti. Sambil bersiap diri, dayangnya dengan sigap menyisir rambut Naia sampai seratus kali agar berkilau.
Naia berkaca di depan cermin, "Hai cermin, siapakah wanita yang paling cantik di negeri ini?" Bagai tersihir sang dayang menjawab pasrah, "Yang Mulia Tuan Putri". Naia tersenyum manis sekali pertanda puas. Vanya mengerucutkan bibirnya sebal.

Mimpi Fadli malam ini....

Dibalik sebuah pintu ia mendengar suara-suara yang dikenalnya, Jenderal Kumis sedang menyalakan korek api gas, Nyonya Gendut cemas bertanya sambil melirik lemari yang sedikit terbuka, "Jadi bagaimana?" Jenderal Kumis berdeham, "Kita habisi si Tompel, hanya dia saksi kunci, Nyonya jangan khawatir, asal Nyonya tidak bicara macam-macam di Pengadilan nanti, sebaiknya Nyonya pergi sekarang!"

Fadli cepat-cepat pergi, dengan sekali kerjapan mata ia menghilang dari balik lemari ketika Nyonya Gendut memeriksanya. Huffftttt... Hampir saja. Aku harus memberi tahu Detektif Gundul, penyamaran Jenderal Kumis harus segera terbongkar. Disiapkannya rekaman pembicaraan tadi, senyumnya mengembang membayangkan dirinya menjadi asisten cilik tetap Detektif Gundul.

Mimpi Fadlan malam ini....

Dilihatnya api yang menjilat-jilat, membuat Kapten Fadlan sigap membalikkan badan pesawat. Tangan kecilnya berkeringat memegang kendali pesawat Jet. Kapten Fadlan berteriak kesal, "Kapten Fadli lindungi aku, aku akan memutar menembak mata Naga berkepala dua". Tapi di ujung sana tak pernah ada tanda-tanda jawaban dari Kapten Fadli. Naga berkepala dua terus menerus menyemburkan api dari mulutnya. Kapten Fadlan pasrah, ia berjuang seorang diri kini. Tak sadar ia bernyanyi dengan kencang, mengeluarkan suara merdunya yang lembut. Tak disangka sang Naga berkepala dua beringsut mundur, dilihatnya sepasukan peri yang terbang menutupi mata sang Naga. Kapten Fadlan terus bernyanyi sambil menyiapkan serangannya. Pasukan peri memberi tanda agar Kapten Fadlan cepat-cepat menembaknya, sang Naga berkepala dua semakin liar menyemburkan api, dilihatnya pasukan peri mulai kewalahan. Dengan gesit akhirnya ia menembakkan peluru dari Pesawat Jetnya dengan hati-hati. Naga berkepala dua akhirnya mati melalui pertahanan yang kuat. Kapten Fadlan tersenyum kepada pasukan Peri, nyanyiannya membangunkan mereka, dengan penuh rasa hormat ia masih bernyanyi sampai lagunya berakhir dan pasukan Peri menghilang dari pandangan.

No comments:

Post a Comment