Wednesday, August 12, 2015

Perihal Menjadi Ibu Menyusui

Assalamualaikum...

Kangen ya kangen nulis ya Allah udah berdebu pisan kayaknya blog ini, sekalinya posting udah jadi Ibu-Ibu jadi pembahasannya bertambah dong ya tapi anggap aja saya tetep Ibu-Ibu keceh kayak jaman abegeh sekseh :D

Sebenernya tulisan ini keinspirasi dari Mommy Dica temen dari Batam sana yang merasa terintimidasi dengan Ibu-Ibu yang mendiskreditkan Ibu-Anak Sufor, here we go....


Sepenggal Kisah Menyusui Ibunya Alby Ziandru Adriansyah
 
Pertama-tama alhamdulillah rasanya jadi Ibu baru, semua-semua jadi serba baru feelingnya, jadi lebih sensitif. Waktu pertama kali jadi Ibu selama hampir sebulan gak bisa jalan karena hasil proses ngelahirin (please buat Bumil jangan ketakutan ya ini case aku aja mari kita skip kenapanya), karena ngerasa sakit itu baby Alby Ziandru Adriansyah jadi kurang kasih sayang Ibunya karena saya bener-bener gak bisa megang Alby, jalan super sakit, tiduran mau miring kiri-kanan juga sakit serba tersiksa yang akhirnya Alby gak bisa saya kasih Asi secara langsung juga karena puting aku mendelep jadinya Asi kurang lancar keluar (Maafkan Ibumu ini Nak semoga kelak Alby ngerti kenapa hampir sebulan Ibu gak bisa pegang Alby ya). 

Selama gak pegang Alby saya tetap mengusahakan pumping walaupun dengan rasa sakit dan agak frustasi karena Asi gak deras sedangkan Alby minumnya banyak, maaf sekali lagi Nak kamu merasakan sufor akhirnya selama hampir sebulan. Perjuangan memberikan Asi bagi saya luar biasa, Alby hampir setiap hari diajarin mimik langsung dari gentongnya tapi tetep nangis kejer, akhirnya sufor lebih banyak dikonsumsi dibanding Asi tapi saya tetap keras kepala mau bisa kasih mimik langsung biar nanti uang sufornya bisa untuk yang lain. 
Perjalanan menyusui ini akhirnya berbuah manis setelah proses pumping si puting mendelep jadi agak keluar, awalnya Alby tetep nolak terus menerus sambil nangis jerit-jerit, gak tega juga dengernya, sumpah saya ini Ibu yang egois atau apa anaknya nangis sampe meronta-ronta gitu gak mau, tapi akhirnya Alby nurut sama Ibu, good boy anak shaleh Ibu, dalam keadaan haus Alby mau minum, surga banget ya Allah nyeesssss banget rasanya pertama kali. Kedua kalinya ternyata tetap ngga mau, yasalam Alby anak pintar Ibu ya, setelah pakai drama lagi-lagi kesekian kalinya berulang terus sampai akhirnya Alby terbiasa dan full Asi, alhamdulillah ya Allah baik Ibu sama Alby dikasih kekuatan untuk gak nyerah.


Langkah Pendewasaan Diri Menjadi Seorang Ibu

Beruntunglah saya sebagai Ibu yang melek informasi dan dikelilingi orang-orang yang tidak pelit akan info tentang dunia per-Ibu-Anakan ini. Selama pumping di kantor kami saling bertukar informasi dengan para pejuang Asi, di kantor pun di fasilitasi wi-fi untuk browsing disaat break time, juga sangat beruntung kenal dengan wanita-wanita special ini di grup The Mommies yang seperti sudah menjadi bagian dari keluarga sendiri, serasa saya punya baby yang banyak Alhamdulillah.

Dibalik keceriaan kami, sebagai Ibu baru satu sama lain pasti memiliki ketakutan tersendiri dan mempunyai cerita-dibalik-ceria masing-masing. Saya sering sekali merasa bangga sebagai Ibu Asi, tapi saya bangga akan diri saya sendiri yang berhasil menaklukan rasa takut bukan untuk menyombongkan diri untuk Ibu lain yang memakai sufor, saya mendewakan asi tapi tidak melemahkan Ibu Sufor karena saya yakin ada penggalan-penggalan alasan dan cerita yang dimiliki Ibu lain tersebut, seperti yang saya alami sewaktu masih bersusah payah menyusui karena saat itu pun hampir menyerah pada sufor.

Saya tidak ingin menggurui, tetapi hanya ingin membuka mata hati bagi kalian Ibu yang mendewakan asi dan tidak menerima alasan dalam bentuk apapun untuk Ibu Sufor. Selain sepenggal kisah saya di atas ada 2 orang teman grup The Mommies yang menjadi Ibu Sufor (errr jadi tambah 2 lagi ya total 4).


Sepenggal Kisah Menyusui Ibu Disty     

Sebelumnya Maaf kalau ada kata kalau tidak salah karena cerita ini waktu bayi kami masih bayi banget.
Disty Ibunya baby Kaidan juga bekerja, awalnya Ibu menyusui asix sampai suatu hari Ibu cerita kalau payudaranya bengkak walaupun sudah dipijat pakai air hangat juga bernanah, saat itu baby Kaidan seinget saya jadi cranky saat suply asi-nya menjadi sedikit (bayi manapun pasti merasakan ini). Kalau tidak salah 2hari bengkak Ibu berangkat ke KMC (Kemang Medical Center) untuk konsultasi, ternyata Ibu sudah terkena mastitis yang akut sampai bernanah dan harus diberi tindakan insisi, penyebabnya karena baby Kaidan terkena Liptie dan Tongue Tie sehingga pelekatan menyusui kurang sempurna menjadi luka dan mungkin saat itu terkena bakteri. Semoga Ibu Asi bisa buka mata disini, kalau tidak salah selama hampir 10 hari Ibu dirawat, selama 10 hari itu pula harus merasakan dan menahan nyeri yang luar biasa untuk mengeluarkan nanah entah berapa menit atau jam sekali yang tak kunjung berhenti, sampai akhirnya Ibu direkomendasikan dokter untuk meminum obat penghentian asi, berakhirlah perjuangan Ibu, tapi tidak dengan cintanya, karena cinta seorang Ibu tidak bisa diukur hanya dengan Asi atau Sufor.

Sepenggal Kisah Menyusui Bubun Dica

Setali tiga uang dengan Ibu Disty, Bubun Dica Bundanya Adagio tidak bisa memberikas Asinya karena semenjak awal Asi beliau tidak mau keluar, sudah diusahakan maksimal tapi apa mau dikata Adagio tumbuh sehat dengan Sufor. Hari ini Bubun Dica bercerita kalau kemarin Ia bertemu dengan seorang Ibu yang cantik, anggun dan berhias emas yang membuatnya seketika kagum, namun beberapa saat setelahnya kekaguman itu lenyap karena ia hanya dipandang sebelah mata karena pelabelan nama Ibu Sufor dengan bilang seperti ini, "Kok belum merangkak, telat banget" "oh gak asi" "oh mbanya kerja.." dan semua oh lainnya. Sungguh memang hal yang sangat tidak patut untuk berkata demikian, kalau mengutip kata-katanya Bubun Dica "Bayi bukan perbandingan Apple to Apple" karena memang perkembangan bayi yang satu dengan bayi yang lain tidak sama kalau baca daari referensi Mbah Go manaapun juga.

Sepenggal Kisah Menyusui Mama Adel dan Mama Nissa

Untuk dua Ibu ini pun mungkin sebagian dari kalian bakal ada omongan miring no excuse atau ngga usahain, tapi mungkin mereka yang berpikir seperti itu gak pernah tau cerita sedih yang ada dibalik mereka setiap hari. 
Mama Adel adalah Ibu hebat Eping a.k.a exclusive pumping, Mamanya Dagna ini dari awal berjuang memerah setiap hari dan setiap jamnya karena baby Dagna sama kayak baby Alby yang doyan mimik susu, kebayang perjuangannya setiap hari siang ketemu malem dan berulang sampai 11 bulan ini, entah sudah berapa kali ganti breastpump untuk kerja kerasnya, entah sudah berapa kali tangannya merasakan nyeri untuk mendapat hasil yang maksimal memakai bp manual, entah berapa malam dan doa agar Dagna mau mimik dari gentongnya sampai akhirnya ia pun menyerah pada keadaan dan alasan lain yang sengaja tidak perlu saya publish disini karena merupakan ranah pribadi.
Mama Nisa adalah mamanya Zafran junior yang karena satu hal yang benar-benar tidak bisa diceritakan disini sama halnya dengan Mama Adel dimana alasan mereka yang membuat semakin sedikitnya produksi Asi.


Buka Mata, Hati, dan Telinga Bersamaan

Semoga saya dan Ibu-ibu menyusui lainnya tetap pintar membuka mata, hati dan telinga secara bersamaan karena kita tidak pernah tau apa alasan yang sebenar-benarnya yang ada di kehidupan mereka. Mereka ingin memberi asi sama halnya dengan kalian ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka juga tetap Ibu-Ibu hebat yang siap mempertaruhkan nyawanya walaupun diberi label Ibu Sufor. Mereka juga mempunyai cinta yang penuh yang tidak bisa diukur dengan harga Sufor.
Ibu Sufor tetaplah bagian dari Ibu menyusui dengan cinta sepenuh hati sama dengan kita para Ibu yang mendewakan asi. Asi ataupun Sufor sama-sama cairan surga yang bisa memberikan kehidupan untuk bayi-bayi yang membutuhkan pada masanya. Yang patut digaris bawahi adalah kami para Ibu-Ibu menyusui membutuhkan satu sama lain untuk saling support, membutuhkan lingkungan yang mendukung pemberian Asi baik itu sarana ataupun kebahagian, karena kunci Ibu menyusui adalah bahagia lahir dan batin. 


Sekali lagi, saya Ibu Asi yang tetap mendukung Ibu manapun untuk tetap memperjuangkan Asi, namun tidak mengucilkan Ibu lain yang memilih Sufor karena ada alasan dibaliknya.

Salam Bayi-bayi ^__^




x.o.x.o @hei_L