Tuesday, July 06, 2010

Logam (part one)

Kusandarkan tubuhku dengan malas di sofa ujung kamar, bergumul mencari tempat diantara tumpukan baju dan barang-barang belanjaan yang belum sempat ku buka. Untuk kesekian kalinya aku merasa lelah dengan segala rutinitas dan "rutinitas" lain yang kujalani dengannya.

Entah sampai kapan aku hidup dengan ketidak-jelasan. menjadi perempuan kedua bukalah pilihanku, dan jangan pernah salahkan cinta ini! Pasrahpun bukanlah pilihan akhir yang ingin kutempuh. Aku mau kajelasan, namun terkadang aku terlalu takut, aku terlena dalam genggamannya, selalu ingin dipeluknya, harum tubuhnya, hmmmm aku menikmatinya. Ingin rasanya mengakhiri permainan catur ini. akankah sang Ratu bersanding dengan sang Raja?? Ratu putih atau Ratu hitamkah yang pantas bersanding dengannya?? sungguh sayang, hanya ada satu Raja dalam permainan ini.

Aku hanya bisa memeluk boneka Beruang usang kesayanganku, menatap kosong ke arah tempat tidur yang seharusnya sudah ada yang menemaniku saat berbaring. ahhh... ingin rasanya aku kembali ke masa kecil, tidak perlu bertanggung jawab atas segala sesuatu, tidak perlu menerima tuntutan ini itu, aku ingin merengek. Hai S, maukah kau memelukku (lagi)? ikut merasakan ketakutan ini, setiap hari semakin besar cemasku. aku ingin miliki jiwa dan ragamu seutuhnya, bukan untuknya, bukan untuk dibagi. pilihlah aku! Ya, hanya aku...


& & & & & &

Ini tidak akan rumit bila aku, dia, dan dirinya tidak berada dalam satu perusahaan. Aku dan dia saja sudah tidak mungkin, apalagi ditambah dirinya? Ingin rasanya aku berunjuk rasa ke Kementerian Tenaga Kerja dan Industri. Ingin rasanya mengadu ke Komnas HAM, peraturan yang melarang seorang pria dan wanita menikah dalam satu perusahaan itu konyol, tidak berperikemanusiaan. Aku hanya bisa menghardik diriku sendiri, bila aku bersuara, akan ramailah kantor ini. Antara kemungkinan dukungan yang aku dapat dan cercaan menghina dari teman-teman sekantor, tidak dapat aku bayangkan.

"Bun... Kamu marah ya sama Aku? Kesal liat aku jemput Adela?"

"Ngga.."

Berapa kali aku hanya bisa menahan nafas melihat Mr. S menjemput Adela, wanita beruntung yang harus pertama kali melihat Ayah. If i could just turn back the time.. If i met him first... just IF! Posisi ini yang tidak menguntungkanku, ingin berteriak padanya: "Jangan dekati dia!!!"
Saat sedang "dalam-kondisi-normal" berapa kali aku berjanji pada diri sendiri: Sudahi saja, aku tidak akan kuat, buat apa aku menjalani semua ini?? Janji pun hanya janji, ingin Ku koyak lidah ini bila terus berjanji

Pagi ini alam sepertinya mendukungku untuk bertemu Ayah, Rapat Keuangan dan Resiko ini membuatku ingin melompat-lompat, sudah seminggu aku tidak melihatnya. Dengan memakai kemeja abu-abu ber-ruffle tinggi dan pencil skirt warna hitam, aku berjalan perlahan memasuki ruang rapat dengan stiletto 9 cm BlahnikKu. Tanpa kacamata, dari ujung mataKu sudah bisa mengenali sosoknya. Ayah bukanlah seperti pria kebanyakan yang ada di kantoran, bila disebut serampangan tidak juga. Tapi itulah Ayah, mampu membuatku rindu dengan ke-khas-annya bila tidak ada disampingnya.

Ayah tersenyum sekilas, aku membalasnya cepat, namun menggoda. Tersenyum simpul aku mengalihkan kecurigaan sambil meladeni Shifa yang tidak henti-hentinya berbicara sambil sesekali merapihkan kertas-kertasnya yang tampak akan berterbangan bila disenggol sedikit saja. Rapat kali ini bisa dipastikan akan lama dan membosankan bila saja Ayah tidak menggodaku dengan rentetan pesan di YM:

"Kamu cantik sekali Bun, coba bisa disebelah Ayah"

(Aku hanya menatapnya sambil tersenyum).

"Pengin peluk, ngga suka Ayah liat kamu pake rok itu, Pak Bima ngeliatin kamu terus jadinya"

(Aku pun menggodanya dengan terang-terangan): "Sini kalau Ayah berani".

5 comments:

  1. Apakah memilikinya memang tidak mungkin?

    ReplyDelete
  2. Right man at the wrong time

    ReplyDelete
  3. wew..i hate that boy..but i can imagine he's cool..hmmm i can't wait ur part 2! =)

    ReplyDelete
  4. Hmm ada 2 anonymous, orang yang samakah??

    Apakah memilikinya memang tidak mungkin?? Everythings possible dear.. Kehidupan kita itu Tuhan yang mengatur, tulisan ini saya dan Tuhan yang mengatur ;)

    Right man in the wrong place? Lucky for him!

    No name... Is that you mrs. A?? :D

    ReplyDelete
  5. Mrs.A??? who??? ^_^ im not...

    ReplyDelete