Sunday, November 07, 2010

Gadis Berambut Kemoceng

"Hei gadis berambut kemoceng, kamu sudah datang"

Sapaan khas kakek membuatku tersenyum. Ia hanya ingat aku, si gadis berambut kemoceng yang suka berbagi cerita hidupnya, bukan cucu yang sangat senang kalau Sabtu tiba untuk mengunjungi kakeknya.

Di suatu sore 2 bulan yang lalu, Kakek di vonis menderita Alzheimer. Penyakit ini semakin membuatnya terlihat tua. Terkadang ia marah tanpa sebab, pikunnya membuat kami sekeluarga bersedih. Satu persatu keluarga tak dikenalinya. Aku lebih suka mengunjungi kakek sendirian, menemaninya di pagi hari setelah aku berolahraga.

"Nenek cantik ya, ia awet muda tidak beruban dan keriput seperti aku" ia terkekeh mengajakku duduk disampingnya. Suster Inne yang ramah memakluminya, ia pamit meninggalkan kami berdua. Kakek cemberut ketika Suster Inne pergi. Aku memegang tangannya, membelainya menenangkan. Ia menatapku, aku tersenyum lalu memeluknya. Kakek memintaku untuk memotret dirinya lagi, berdua denganku. Ia memberi lihat hasil foto yang 2 minggu lalu aku berikan. Dengan bangga ia menunjukan sisi belakang foto, disana tertulis dengan rapih: Gadis Berambut Kemoceng. "Nenek yang menuliskannya untukku" Kakek berbisik lalu cepat-cepat memasukan fotonya di kantong jaketnya. Aku terharu menahan tangis, memegang tangannya kembali bercerita. Entah apa Kakek mengerti dan akan tetap ingat ceritaku aku tak perduli. Aku selalu merasa lega setelah bercerita semua masalahku padanya. Tak terasa matahari sudah menanjak di atas kepala kami, Kakek merasa sangat lelah dan lapar. Aku menggamitnya berdiri. Aku sampai hapal suster Inne dan Donepezil seperti satu kesatuan, Kakek tidak mau minum obat kalau bukan "Nenek" yang memberinya. Ia selalu berhasil membuatku tersenyum. Akupun pulang setelah ia tertidur.

Sabtu ini aku kembali dari Dubai khusus untuk mengunjungi kakek. Pekerjaan aku tinggal sementara waktu. "Maaf Kek aku baru sempat datang". Aku terisak, tak lagi perlu menahannya. Lalu aku menebarkan bunga dan tak lupa menaruh foto baru yang seharusnya sempat Kakek lihat diatas pusaranya. Ibu lalu memelukku, "Zev.. Suster Inne memberikan ini ke Mama" disodorkannya sebuah foto dengan tulisan di sisi belakang: si Gadis Berambut Kemoceng.

No comments:

Post a Comment