Tuesday, November 09, 2010

Apakah Tuhan Tahu Aku Ada??

Dira tak pernah membayangkan kematian yang begitu dekat tidak tampak menyeramkan dalam khayalannya selama ini. Dipikirannya Malaikat mautpun enggan untuk berbaik hati di saat kematian datang sekalipun untuk dirinya yang terbuang. Ia bersandar pada tembok sebuah toko yang tidak terlalu ramai, disaat terbatuk ia melihat sebuah bayangan. Dira tersenyum sinis, aku mati ditempat yang tak seharusnya, aku mati tanpa keluarga, mungkin aku mati pun tanpa sebuah nama. Apakah Tuhan tahu aku ada?? Aku sudah lama percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Kecuali ia mewujudkan mimpiku.

Malaikat maut segera menjalankan tugasnya. "Apakah aku akan dihidupkan kembali?" Ini bukan sebuah pertanyaan menantang, lebih pada harapan yang terselip dalam nada ego. Malaikat maut berhenti sejenak, ada negosiasi yang tercium dalam waktu tersebut. Ia mengantongi data kehidupan Dira secara utuh. Ia tahu apa yang harus diperbuat. Dengan tatapan penuh arti mereka tersenyum masing-masing. Malaikat mautpun segera menjalankan tugasnya.

Sore itu toko kelontong Pak Supri sangat ramai, bukan karena pembeli, tapi karena Dira mati. Tak ada yang tahu tentangnya. Tak ada yang tahu namanya. Dira benar-benar mayat tanpa nama yang akhirnya dikubur ala kadarnya. Sore beringsut. Terdengar suara tangis di malam hari, rintihan bayi terbungkus kain dalam sebuah dus yang dibuang ibunya dalam dinginnya cuaca. Dira hidup kembali. Tersenyum membagi cahaya yang siap menemani orang-orang terbuang seperti dirinya di masa lalu dalam kerlip bintang. Jangan bersedih adik kecil, tataplah aku dalam sedihmu!!

No comments:

Post a Comment