Ini belum tanggal 17 Agustus, tapi gaung Merah-Putih-nya sudah nampak dari awal bulan, semua bangga menyambut 17 Agustus, entah bangga atau rutinitas tapi tetap saja gegap gempita bila kita melihat disudut-sudut ataupun sepanjang jalan, semua bendera warna-warni pun ikut menyemarakan walaupun bendera kita warnanya Merah-Putih :)
Sampai sekarang yang saya tau tentang makna kemerdekaan adalah bahwa saya terbebas dari jajahan negeri asing, tidak diperbudak. Kenyataan tidak selalu sesuai keinginan, apa benar kita bebas dari penjajahan? Dijajah bangsa asing barang tentu menyedihkan, tapi lebih mengenaskan lagi bila dijajah orang dari negeri sendiri. Sepertinya sudah biasa bagi kita untuk mengeluhkan ini-itu tentang Negara kita, Indonesia dan partikel-partikel yang ada di dalamnya. Ternyata bukan saya saja yang merasa Negara kita ini hancur terkikis sedikit demi sedikit, cerai berai, kepentingan individu yang diutamakan. Apa yang salah dari Negara ini?? Saya? Dia? Kamu? Mereka? Ah entahlah..... Saya pun bingung jujur saja, sampai hari ini belum dapat jawaban. Kalau mas @pandji sangat yakin akan Indonesia dan dia rasa kita bisa berubah, saya kebalikannya, sangat pesimis. Bagaimana caranya??? Perubahan diawali dari diri sendiri. Yang baru bisa saya lakukan adalah peduli lingkungan, sedikit care sama apa yang terjadi di Pemerintah, menjadi pribadi yang baik sebagai anak Indonesia, terbuka untuk kemajuan tanpa menghilangkan sisi timur. Saya penganut Virginity before married, yah memang gak sesuci itu tanpa cium-cium, tapi setidaknya hal yang paling dasar bisa kita jaga. Tapi itu saja gak cukup, apa lagi yang harus saya lakuin????
Miris rasanya liat berita kemarin, di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, berdiri megah sekolah milik Malaysia, fasilitas yang amat sangat lengkap, termasuk asrama, semuanya serba gratis dari pemerintah Malaysia, which is itu semua kepemilikan Negri Malaysia, gak aneh dong kalau dari muda mereka dibiayai Malaysia terus akhirnya mereka-mereka yang bersekolah disana lebih memilih menjadi bangsa Malay atau mungkin malah membela bangsa Malay bila terjadi perebutan wilayah. Pemerintah sendiri kurang care, disaat sekolah disini berlomba-lomba untuk menjadi sekolah bertaraf Internasional dengan bayaran yang sangat ajaib, mereka sekolah FOR FREE, hellooowwwww.... Kalau saya jadi anak perbatasan pun saya akan memilih yang gratis dengan fasilitas megah tanpa harus bersekolah di gubuk reyot seperti yang ada di Laskar Pelangi, bahkan ancaman tak bersekolah sama sekali.
Mengubah moral sesorang itu gak gampang kecuali dirinya sendiri yang ingin berubah. Krisis moral menjadi PR besar buat semuanya, kemajuan Bangsa Indonesia pun PR besar buat semua, tetap percaya bahwa kamu gak sendirian, ingetin diri sendiri untuk selalu cinta Indonesia, memupuknya biar berkembang baru ke orang lain. Ayo imbangi perkataan dengan perbuatan, kalau kamu cinta Indonesia bisa belajar dari hal-hal kecil: jangan rusak lingkungan kita, jangan lupa untuk selalu hormat sama yang lebih tua, jangan sampai kita 'teriak' saat budaya kita sudah di curi/diakui bangsa lain, berani berbicara untuk kemukakan pendapat tapi tetap sopan, disiplin, coba cintai bahasa Indonesia secinta kita sama bahasa Inggris bahkan harus lebih. Masih banyak lagi contoh-contohnya, sila cek webnya mas @pandji.
Semoga semuanya masih tau esensi Bhineka Tunggal Ika dan arti gambar-gambar dibalik ke lima Sila yang ada. Ini Indonesia Kita, Kita juga yang harus menjaga dan memeliharanya. DIRGAHAYU INDONESIA KE - 65 :)
Saya penganut Virginity before married, yah memang gak sesuci itu tanpa cium-cium,..
ReplyDeletenyengir geli sambil bayangin :P
eh..
aku pribadi bukan orang nasionalis, tapi aku tetep merasa iba saat bangsa ini terpuruk dan tertindas, terlebih oleh mereka yang 'mengaku nasionalis'atau peduli bangsa.
Untuk bangsaku (kalo diizinkan) Semoga lebih baik. Ya, harapan yang sederhana.
Sebuah cerita ironi: http://ow.ly/2qcgZ
Kiwwwiiilllll nyebelin dibayangin, hahahhaaaa...
ReplyDeleteYap, harapan yang sederhana yang banyak sekali gunanya...