Saturday, August 20, 2011

Lamunan Di Balik Jendela

Mengapa kamu muncul tanpa undangan disaat aku sedang tidak memikirkan sesiapapun?

Mengapa kamu muncul dengan segunung niat yang kamu panggul dengan muka berseri?

Mengapa kamu yang mampu mengubah amarah menjadi sabar?

Mengapa kamu yang membalikan gunung tersebut hingga menyerupai perahu?

Mengapa kamu yang melepaskan kailnya dari dermaga dan aku mengisinya dengan air mata sampai tenggelam.

Badai.....

Aku yang dengan perlahan mempelajarimu di permukaan.

Aku yang membuka hatiku dan memberikan kepercayaan.

Aku yang selalu terbayangi rasa takut kehilangan orang yang tersayang.

Aku juga yang harus mengikhlaskanmu dengan rasa sayang yang terlanjur hidup.

Aku yang tersenyum dibalik sakitnya merekat kepingan hati dengan hati-hati.

TIDAK! TIDAK! TIDAK!

Sajak ini seharusnya sudah usang,

Menguning di dalam lemari bersama ngengat,

Bahkan aku tak ingin melihat kisahnya lagi.

Sudah. Sudahlah!

No comments:

Post a Comment