Ingin rasanya mencengkram kuat-kuat paspormu, mencengkramnya sampai rusak agar kamu tidak bisa berpergian. Napasku tersengal, mungkin karena emosi, atau mungkin karena nikotin yang terlalu banyak kuhisap akhir-akhir ini.
Wajahmu lugu. Membodohiku. Sampai aku tersadar ada jejak tertinggal di tubuhmu, bukan perbuatanku. Aku terlalu ingat akan lekuk tubuhmu, dan jejak baru itu.
Hasratku seketika menguncup dan kamu merengek ingin melanjutnya.
"Josh... Please?!"
Persetan dengan kamu, persetan dengan surga yang baru saja kunikmati. Sial! Cerutu Kuba persedianku mulai habis. Amarahku semakin meradang.
***
Malam itu kau bilang akan mengunjungi orangtuamu di Broklyn, nyatanya dalam paspormu terpampang Dubai sebagai tempat tujuan. Apakah tante tua itu yang membelimu? Jack sayang, istirahatlah dengan tenang dalam danau itu.
Wajahmu lugu. Membodohiku. Sampai aku tersadar ada jejak tertinggal di tubuhmu, bukan perbuatanku. Aku terlalu ingat akan lekuk tubuhmu, dan jejak baru itu.
Hasratku seketika menguncup dan kamu merengek ingin melanjutnya.
"Josh... Please?!"
Persetan dengan kamu, persetan dengan surga yang baru saja kunikmati. Sial! Cerutu Kuba persedianku mulai habis. Amarahku semakin meradang.
***
Malam itu kau bilang akan mengunjungi orangtuamu di Broklyn, nyatanya dalam paspormu terpampang Dubai sebagai tempat tujuan. Apakah tante tua itu yang membelimu? Jack sayang, istirahatlah dengan tenang dalam danau itu.
Bagus....
ReplyDelete