Amira duduk terdiam sambil sesekali merapihkan benang yang terlanjur kusut. Disentuhnya dengan gemetar benang tersebut, ia lupa bagaimana cara menemukan ke dua ujungnya, mengembalikannya kembali ke semula, lurus tanpa menjadi kusut.
Amira tak menyerah, perlahan ia merapihkan kembali benang yang kusut dengan asa yang timbul tenggelam. Dalam cemas ia berdoa agar menemukan cara agar benang ini kembali ke semula.
Amira mengeluh perlahan, "seandainya benang ini masih pada jalurnya." Ia masih berharap agar Tuhan membantunya membuka jalan untuk merapihkan benang kusut ini. Disentuhnya benang itu, masih dengan cemas yang sama, asa yang timbul tenggelam.
No comments:
Post a Comment