Thursday, October 27, 2011

Kini, Rinduku...

Ada yang harus kuucapkan pada sang Malam,

"Terima Kasih".

Kini, biarkan aku bercerita mengenainya yang menjura.

Dari ratusan orang yang lalu lalang dia merajai pandang,

Bibirku tak kuasa menyebutkan namanya, andai ia tahu gemuruh detak jantung yang tak tentu saat itu.

Ceruk matanya tempat bersemayan ribuan bintang,

Senyumnya semanis gula-gula harum manis penganan kegemaranku semenjak kecil,

Hadirnya serupa senja yang diagung-agungkan kebanyakan orang.

Sepertinya otakku sudah kosong tak berisi,

Semisal ada kata yang paling basi pun tak bisa kuucapkan hanya untuk sekadar berlama-lama melihatnya,

Jangan paksa aku tuk beradu pandang lebih lama,

Yang kutakut kau melihat sakura bermunculan dari sepasang pipi bakpao ini.

Lalu yang terjadi aku hanya berpura-pura tak menatapmu,

Andai kau tahu dari balik punggungku mata ini begitu liar mencari wajah rupawan itu.

Kini, rindu-rindu berjajar mengabsenkan diri setiap harinya,

Bukan hanya pada malam, tapi pada pagi dan siang,

Senja, andaikan kita saling menggengam tangan menikmati keindahannya,

Saat itulah aku wanita yang paling bahagia.

Kini, rinduku kepalang ajar,

Ia selalu mengajakku bermain dan tak pernah mau beristirahat.

Kini, rinduku sudah menjadi kebiasaan,

Menatapmu dibalik rangkaian kata-kata yang tersusun indah tanpa cela.

Kini, rinduku bermain dalam taman imaji,

Melompat-lompat dan berlari tetap dalam mimpi.