Tuesday, August 31, 2010

Mereka Tak Henti Berbohong

Mungkin sebagian sudah pada tau ya, kalau gedung si kura-kura hijau itu akan dibangun tempat spa dan kolam renang. Ya dua fasilitas yang sangat tidak pantas ada di gedung Majelis/Dewan PERMUSYAWARATAN RAKYAT. Hei Bapak-bapak yang katanya terhormat, gedung itu bukan Google Complex, jangan disamakan dong. Apa gak cukup meja-meja di ruang rapat gedung itu sebagai tempat tidur yang cukup nyaman untuk kalian tiduri?? Aha! Saya tahu jawabannya nanti kalau semakin banyak pejabat-pejabat yang mangkir absen, "Maaf Bapak sibuk, sedang SPA" Lucu sekali. Jangan-jang lain waktu kita bakal denger kalau Casino pindah kesana juga, gak akan aneh.

Katanya wakil rakyat?? Sampe sekarang saya merasa belum terwakili. Mereka hanya manis kalau kampanye, setelah itu lenyaplah. Yang saya tau kebanyakan dari mereka T.A.M.A.K apa gaji mereka yang selama ini sudah cukup besar tidak cukup?? Apa mereka tidak capai berbohong????? Seandainya dongeng Pinokio bukan fiksi, sudah pasti banyak hidung-hidung panjang berkeliaran di gedung hijau sana. Kasian yang bekerja jujur diantara sekian ratus orang yang bekerja disana, saya melabeli mereka SAMA selama masih bekerja disana. Inginnya kalau bisa bubarkan saja mereka, regenerasi tapi kalau budaya gedung hijau tersebut tidak berubah, APA GUNA??

Correct me if i'm wrong, please.

Bapak-bapak Hebat!

Pagi ini aku sudah tersenyum mendengarkan sebuah cerita polos dari seorang Bapak, teman kantor yang sudah cukup tua, mungkin sekitar 40-an usianya, Bapak ini seorang kurir kantor yang biasanya membawa puluhan dokumen yang harus disampaikan ke kantor cabang Jakarta. Bapak ini mengintip ke dalam ruangan kantor Bos ku melalui celah yang memang sengaja dibuat untuk mengintip, oh ini mungkin bukan hal yang patut di tiru, tapi sangat ampuh untuk mengetahui apa yang harus kamu lakukan bila ada tamu yang datang. Aku kemudian bilang bahwa Bos sedang tidak ada, Bapak kurir ini sempat berpikir ragu, lalu tiba-tiba menuturkan kepolosannya:

"Kemarin saya disuruh ke rumah Bapak, mmm sekitar hari Selasa"

"Buka Bersama Pak?"

Si Bapak merengut, "Saya ke rumah, nunggu dulu, terus Bapak keluar, saya dikasih baju, bekas Bapak. 2 batik dan ......, masih bagus-bagus" (matanya berbinar).

"Pasti masih bagus ya Pak, kalau gitu jadi lebaran dong pake Batik?" Aku menggodanya tulus tanpa bermaksud mengecilkan.

Bapak kurir tersenyum cerah, pamit setelah memberikan surat, aku pun tersenyum bahagia bisa menjadi orang yang dipercaya untuk ceritanya.

Tau kah kamu, dari orang-orang seperti Bapak Kurir itu kita bisa belajar hal-hal kecil yang sangat berguna. Jangan pernah sepelekan mereka, jangan pernah berpikir bahwa kamu ada di atas mereka. Dari mereka aku bisa mendengar hal-hal menarik yang membuatku belajar tentang kehidupan. Aku angkat topi untuk mereka, dedikasi mereka sangat tinggi untuk kantor, pekerjaan mereka berat dibandingin pekerjaan saya, tapi salary mereka lebih minim hanya karena jurang pemisah pendidikan terakhir, embel-embel gelar di belakang nama, tapi memang tanggung jawabnya juga berbeda. Bapak-bapak itu membuatku kagum, dengan salary yang bisa dikatakan minim itu (maaf) mereka bisa menghidupi istri, menyekolahkan anak mereka, bahkan sampai kuliah. Sekali waktu pernah Bapak Kurir ini bercerita ke teman kantor di Mushola, aku lagi salat mendengarnya pengin nangis.

"Saya Pak, di rumah telur satu saja harus ditambah terigu buat makan, harus pinter-pinter ngatur biar anak-anak sekolah"

See! Siapa yang ngga ingin nangis dengernya, aku di rumah sesuka hati buat dadar telur sampai 4 buah biar merekah sempurna, Bapak itu bisa makan telur juga tapi harus pake terigu, yassalam susahnya hidup untuk sebagian orang.

Ada lagi cerita dari driver kantor, "Iya Bu Amy, saya sampe pusing buat bayar biaya masuk SMAKBO si besar, ternyata mahal banget" (dia menyebutkan jumlah).

"Wah Pak, mahal yaaa"

Waktu lain cerita dari OB di lt. 2

"Formulir masuk Kampus-kampus itu mahal ya, belum tentu keterima, masuk UPI juga mahal ternyata"

Aku salut, mereka berusaha yang terbaik biar anak-anaknya bisa sekolah di sekolah yang bermutu. Banyak sekali harapan kehidupan yang lebih baik melalui cerita-cerita mereka, terharu.

Readers, seberapa banyak sih baju-baju kamu yang gak kepakai walaupun sebenernya kepakai namun hanya jadi onggokan baju di lemari??? Aku juga sebenernya ingin punya kisah seperti di cerita-cerita yang pernah di baca, baju yang aku pakai bisa menjadi mode di tahun-tahun berikutnya yang bisa kelak anak aku pakai. Tapi itu gak berlaku dibanding kegunaan baju-baju itu untuk mereka yang lebih butuh. Baju dilemari aku sudah berkurang, sudah diberikan, sudah "cuci gudang". Seneng rasanya baju itu bisa dipakai, berguna sekali :)

So... Beramal panjang lah kalian demi kebaikan :)

Sunday, August 15, 2010

Benci-benci Rindu #Indonesia65

Ini belum tanggal 17 Agustus, tapi gaung Merah-Putih-nya sudah nampak dari awal bulan, semua bangga menyambut 17 Agustus, entah bangga atau rutinitas tapi tetap saja gegap gempita bila kita melihat disudut-sudut ataupun sepanjang jalan, semua bendera warna-warni pun ikut menyemarakan walaupun bendera kita warnanya Merah-Putih :)

Sampai sekarang yang saya tau tentang makna kemerdekaan adalah bahwa saya terbebas dari jajahan negeri asing, tidak diperbudak. Kenyataan tidak selalu sesuai keinginan, apa benar kita bebas dari penjajahan? Dijajah bangsa asing barang tentu menyedihkan, tapi lebih mengenaskan lagi bila dijajah orang dari negeri sendiri. Sepertinya sudah biasa bagi kita untuk mengeluhkan ini-itu tentang Negara kita, Indonesia dan partikel-partikel yang ada di dalamnya. Ternyata bukan saya saja yang merasa Negara kita ini hancur terkikis sedikit demi sedikit, cerai berai, kepentingan individu yang diutamakan. Apa yang salah dari Negara ini?? Saya? Dia? Kamu? Mereka? Ah entahlah..... Saya pun bingung jujur saja, sampai hari ini belum dapat jawaban. Kalau mas @pandji sangat yakin akan Indonesia dan dia rasa kita bisa berubah, saya kebalikannya, sangat pesimis. Bagaimana caranya??? Perubahan diawali dari diri sendiri. Yang baru bisa saya lakukan adalah peduli lingkungan, sedikit care sama apa yang terjadi di Pemerintah, menjadi pribadi yang baik sebagai anak Indonesia, terbuka untuk kemajuan tanpa menghilangkan sisi timur. Saya penganut Virginity before married, yah memang gak sesuci itu tanpa cium-cium, tapi setidaknya hal yang paling dasar bisa kita jaga. Tapi itu saja gak cukup, apa lagi yang harus saya lakuin????

Miris rasanya liat berita kemarin, di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, berdiri megah sekolah milik Malaysia, fasilitas yang amat sangat lengkap, termasuk asrama, semuanya serba gratis dari pemerintah Malaysia, which is itu semua kepemilikan Negri Malaysia, gak aneh dong kalau dari muda mereka dibiayai Malaysia terus akhirnya mereka-mereka yang bersekolah disana lebih memilih menjadi bangsa Malay atau mungkin malah membela bangsa Malay bila terjadi perebutan wilayah. Pemerintah sendiri kurang care, disaat sekolah disini berlomba-lomba untuk menjadi sekolah bertaraf Internasional dengan bayaran yang sangat ajaib, mereka sekolah FOR FREE, hellooowwwww.... Kalau saya jadi anak perbatasan pun saya akan memilih yang gratis dengan fasilitas megah tanpa harus bersekolah di gubuk reyot seperti yang ada di Laskar Pelangi, bahkan ancaman tak bersekolah sama sekali.

Mengubah moral sesorang itu gak gampang kecuali dirinya sendiri yang ingin berubah. Krisis moral menjadi PR besar buat semuanya, kemajuan Bangsa Indonesia pun PR besar buat semua, tetap percaya bahwa kamu gak sendirian, ingetin diri sendiri untuk selalu cinta Indonesia, memupuknya biar berkembang baru ke orang lain. Ayo imbangi perkataan dengan perbuatan, kalau kamu cinta Indonesia bisa belajar dari hal-hal kecil: jangan rusak lingkungan kita, jangan lupa untuk selalu hormat sama yang lebih tua, jangan sampai kita 'teriak' saat budaya kita sudah di curi/diakui bangsa lain, berani berbicara untuk kemukakan pendapat tapi tetap sopan, disiplin, coba cintai bahasa Indonesia secinta kita sama bahasa Inggris bahkan harus lebih. Masih banyak lagi contoh-contohnya, sila cek webnya mas @pandji.

Semoga semuanya masih tau esensi Bhineka Tunggal Ika dan arti gambar-gambar dibalik ke lima Sila yang ada. Ini Indonesia Kita, Kita juga yang harus menjaga dan memeliharanya. DIRGAHAYU INDONESIA KE - 65 :)

Monday, August 09, 2010

Cermin

Dia menatapku lama, begitu lekat, begitu serius... Aku hanya bisa tersenyum, ingin balas menatapnya dari dekat, namun dari ekor mata kurasa sudah cukup, aku tak ingin mengusik pemandangan yang dilihatnya.

Duduk sendirian di tengah-tengah Cafe yang cukup ramai tidak membuatku kecil hati, aku menyukainya, sangat. Berbekal satu lap top, satu gelas iced cappuccino dan tiramisu aku memilih duduk di ujung ruangan, tempat favoritku menghabiskan sore selepas kerja dan menikmati senja yang menjemput sang malam di balik jendela. Dalam seminggu biasanya bisa 3 kali aku melakukannya bila tidak ada acara dadakan.

Sudah 2 hari ini terasa lain, aku merasa diperhatikan oleh seorang pria yang menurutku cukup manis, errr ralat: sedikit sexy karena dia mempunyai cambang tipis-tipis dan berkulit tidak terlalu putih. Kemarin dia bersama teman-temannya, aku sempat memperhatikan sekilas ketika melakukan senam kepala saat merasa pegal. Dia sibuk menatapku di saat teman-temannya sibuk tertawa, sadar diperhatikan, dia menoleh cepat-cepat dan ikut tertawa bersama yang lain. Bukan bermaksud GR, hanya ingin memastikan aku jadi penasaran, ternyata dia menatapku (lagi), ia lalu dengan sengaja menyalakan rokoknya. Sayang, tak lama ia dan "gerombolannya" meninggalkan Cafe bukan ke arah luar gedung, tapi kembali ke dalam. Hmmm Dia berkantor di gedung yang sama toh.
Hari ini Ia datang sendiri dengan memakai Kemeja abu-abu lengan panjang yang dilipat tangannya, pertanda jam kerja telah usai, mungkin..., karena aku tidak melihatnya membawa tas kantor, hanya handpohone. Aku bukan sengaja memperhatikannya, tapi posisi aku duduk sangat strategis: menghadap pintu masuk dan bisa melihat siapa saja di Cafe ini. Ia masuk saat senja sudah mulai turun, saat aku sedang menulis tulisan ini, dan ia duduk di arah jam 2 dari tempatku berada, cukup leluasa untuk diperhatikan dan memerhatikan :)

Sebenarnya aku ingin menjelajah ke dalam pikirannya, dan melihat dari balik matanya, apa yang Ia lihat dari kebaradaanku. Saat ini penampilanku cukup biasa, rambut dkucir kuda rapih di atas, atasan ungu yang sebenarnya bodycon dari Top Shop, scarf hitam lebar yang aku kreasikan menjadi rok, dan sepatu Sabbatha ungu, cukup chic namun tidak outstanding. Diselingi chating dan sempat memposting di twitter:
"Hei siapa kamu Pria tampan berbaju abu yang tak henti menjadikanKu objek pandanganMu?" aku masih bisa mencuri pandangan sambil tersenyum, sekali lagi sayang, tak lama setelah terlihat menerima panggilan telepon, Ia kembali ke kantornya. Mungkin kali ini aku GR, Ia tersenyum samar sambil berlalu. Hhhhh aku pun masih menunggu.

Sudah 4 hari absen, terpotong oleh week end dan 2 hari sakit aku merindukan Cafe tercinta ini, selain Cappuccinonya yang sangat enak, si pria misterius tentu saja alasannya. Pagi hari saat di rumah, sengaja aku mempercantik diri dengan terusan hitam Mango, blazer hijau Dorothy Perkins, hi-heels Pedder Red, dan menata rambut Ballerina Bun, classy and elegant. Gotcha! he already here, tumben, dan dia duduk ditempat aku pula, oke itu bukan tempat aku, tempat umum, tempat bersama. Terpaksa aku mencari kursi lain, namun Ia berdiri, menahan sekaligus mengejutkanku: "Maaf, kamu boleh duduk disini kalau mau, share bareng ngga apa-apa?? Kalau keberatan Saya yang pindah"
Sepersekian detik Aku seperti orang bodoh, untungnya cepat-cepat aku menguaasai diri. "Mmmm ngga apa-apa sebenarnya kalau kamu mau duduk disitu sendirian" Akhirnya dengan diskusi kecil Aku, Kami duduk berhadapan, memandanginya dari dekat. Ia ternyata penghuni lantai 12, seorang Asisten Manager, dan seorang Sundaneese. Yaaa gaya bicara lucu, nada-nada orang Sundanya masih terlihat, sama seperti teman aku yang dari Bandung. 2 jam lebih tak terasa kami ngobrol panjang lebar, selama itulah kata-kata yang ingin ditanyakan selama ini terkunci dengan rapat, tercekat dalam kerongkongan, menenggelamkannya hanya dengan senyuman. Seorang Pria menghampiri meja Kami dengan tatapan menghujam, namun langsung tersenyum ketika ku sapa: "Egy, kenalkan ini calon suami Aku, Dimas..."

Sejak saat itu Egy jarang sekali terlihat, pernah sekali bertemu di Gramedia Matraman, menggenggam tangan wanita mungil yang sangat ayu: "Hai Syl, kenalkan ini istriku"

Friday, August 06, 2010

Fiksi Mini #2 Suara-suara Sepatu

Potongan isi tweet aku, idenya tiba-tiba di twitter selalu :) 


Si sepatu teplek bakal pensiun, kasihan... Dia menjerit iri kepada sepatu berkaki tinggi disebelahnya, kamu pencuri! via Snaptu.com

Sepatu berkaki tinggi terkekeh, dia hanya menatap sinis sambil lalu, bergosip dengan si kaki tinggi yang ada disebelahnya... via Snaptu.com 

Sepatu2 teplek tersedu, dia menyimpan harapan pada majikan, kapan giliranku?? via Snaptu.com


Majikan bingung, si kaki tinggi tampak congkak, si teplek terlalu biasa, ia pun membaurkan mereka untuk berteman, mereka mengeluh... via Snaptu.com 

Si kaki tinggi merindukan majikan, ia merasa di khianati, namun ia setia mnunggu, ia marah pd si teplek, ia ingin mnginjaknya dgn ujung kaki  

Si teplek semakin merendah, ini masamu. Ia pun meringkih, menunggu panggilan sang majikan. #end  

Matahari Yang Merindukan Bulan.

Ini bacanya dari urutan yang paling bawah ya, cuma untuk Kamu, potongan tweet yang aku suka di Malam itu:

  1. Aku dan kamu, sang juara.. Tidak ada yang bersedih, dan tidak boleh bersedih!
  2. Siang bertemankan matahari, malam bertemankan bulan. Saatnya tiba bulan bertemu matahari saat fajar, menyampaikan pesan2 sang majikan...
  3. Langit seperti berjelaga bila kau menangis, angin mendayu semu mengeringkannya. Tuhan pun tidak rela membuatmu bersedih.
  4. Untuk apa Tuhan mnciptakan pagi dan sore?? Untukmu & aku, agar tdk ada yg merasa sepi. Cukup merindu saat senja & matahari terbit, tdk lebih
  5. Seakan kata tak pernah cukup untuk mempersatukan, kita mencurinya saat matahari terbit dan senja mulai turun.
  6. Aku dan kamu, seperti siang & malam yg tak pernah akur. Cinta yg tak berikrar, cinta yg tak perlu seperti anjing gombal, hanya aku dan kamu.